30 Cara Menanam Padi Untuk Hiasan Pics. Diperbuat daripada besi dan berhulukan kayu. Cara menanam padi untuk hiasan. Media Pot Buat Padi Oksigen Pertanian Satu Tanaman Tumbuh Dari Tangan Kita Kemudian Mengeluarkan Oksigen Bila Kita Ikhlas Berbuah Pahala from membuat tanahnya subur, anda harus
5 Cara Menanam Padi yang Benar agar Menguntungkan Foto Pexels/Sergei merupakan makanan pokok bagi masyarakat Asia, termasuk di Indonesia. Dalam dunia pertanian, pengetahuan cara menanam padi dengan benar adalah aset yang berharga. Pasalnya, tanaman padi memerlukan perawatan khusus dalam proses penanamannya agar dapat menghasilkan panen yang berkualitas dan menguntungkan. Pertanyaannya, bagaimanakah cara menanam padi yang baik dan benar agar hasilnya memuaskan? 5 Cara Menanam Padi5 Cara Menanam Padi yang Benar agar Menguntungkan Foto Pexels/Tom tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia dengan padi maka diharapkan semakin bertambahnya petani yang mengembangkan budidaya tanaman padi ini. Dikutip dari Budidaya Padi Oryza Sativa dalam Wadah dengan Berbagai Jenis Pupuk pada Jenis Tanam Berbeda, Armaeni Dwi Humaerah 2013200, berikut adalah langkah langkah-langkah cara menanam padi yang baik sehingga dapat Menyiapkan lahanLahan merupakan salah satu komponen terpenting. Jadi, sebelum menanam padi, siapkan terlebih dahulu lahan kosong yang subur yang dan sudah dibersihkan dari rumput liar dan gulma yang meningkatkan kesuburannya, tanah dialiri air hingga gembur dan lunak kemudian dibajak menggunakan traktor. Aliri dengan air kembali setinggi 5-10 cm, dan biarkan menggenang dalam media tanam selama 2 minggu supaya racun-racun yang ada dalam media dapat dinetralkan oleh PembibitanSelanjutnya, siapkan lahan semai. Sebar benih padi dan rendam hingga 2 hari sampai berkecambah di tempat persemaian. Kemudian berikan pupuk urea dan TSP, masing-masing 10 gram untuk setiap PenanamanSetelah 12 sampai 14 hari bibit sudah siap tanam. Setelah itu, pindahkan bibit dari lahan semai ke lahan tanam. Pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati pada lubang yang berurukuran kurang lebih 26x26. Khusus tanaman padi dalam satu lubang biasanya dimasukan dua bibit sekaligus. Masukkan akar padi membentuk huruf L dan di kedalaman 1-15 PerawatanUntuk perawatan dibutuhkan keteltian yang lebih, karena jika lalai maka hasil panen akan kurang penyiangan dalam dua minggu pengairan yang wajar supaya tidak berlebihan atau pemupukan setelah 7-15 hari dengan munggunakan pupuk urea dan TSP dengan 10050 per hektare. Pemupukan dilakukan setelah 25-30 hari dengan pupuk urea dan phonska dengan 50100 per PemanenanJika sudah mulai menguning dan merunduk maka saat itulah padi siap dipanen. Jangan sampai terlambat jika sudah ada tanda-tanda tersebut, karena jika terlambat maka padi akan rapuh dan cara menanam padi yang benar agar menguntungkan. Pada akhirnya, kesuksesan dalam bercocok tanam padi bukan hanya diukur dari jumlah panen, tetapi juga dari kemampuan kita untuk mewariskan tanah yang subur dan kehidupan yang sejahtera kepada generasi mendatang. Bian
Setelahsiap, genangi air setinggi 7 cm hingga 10 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum masa tanam. Persemaian Benih Tanaman Padi; Sebelum menyemai benih padi hingga menjadi bibit siap tanam dan simak juga Cara Memilih Bibit Bawang Merah di Pasar, pastikan anda telah menyiapkan media semai dengan baik dan berikut langkah- langkah untuk menyemai benig padi :
ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresThe problem of rice husk waste becomes crucial in Sanrego Village, especially in the Farmers Group in Elo' partner. Community Partnership Program PKM activities focus on processing rice husk waste into aesthetic wall hangings. The method of implementation in the activity of PKM begins with counseling, and then training and mentoring are carried out. The results of the implementation of PKM activities to partners showed a significant increase in knowledge and information about the benefits of rice husk waste, and there was also an improvement in the skills of partners in processing rice husk waste into aesthetic wall hangings using natural dyes obtained from herbal ingredients such as turmeric, pandan leaves, dragon fruit skin, and coffee. Increased knowledge and skills in making aesthetic wall hangings reached 100%. Figures - uploaded by Andi Muhamad Iqbal Akbar AsfarAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Andi Muhamad Iqbal Akbar AsfarContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar on Jan 03, 2022 Content may be subject to copyright. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 249 HIASAN DINDING ESTETIKA DARI LIMBAH SEKAM PADI Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar*1, Andi Muhammad Irfan Taufan Asfar2, Sharma Thaha3, Ady Kurnia4, Andi Nurannisa5, Vivi Elvira Ekawati6, Sartika Sari Dewi7 1,3Politeknik Negeri Ujung Pandang 2,5,6,7Universitas Muhammadiyah Bone 4Universitas Indonesia Timur Corresponding Email andiifalasfar Abstract The problem of rice husk waste becomes crucial in Sanrego Village, especially in the Farmers Group in Elo' partner. Community Partnership Program PKM activities focus on processing rice husk waste into aesthetic wall hangings. The method of implementation in the activity of PKM begins with counseling, and then training and mentoring are carried out. The results of the implementation of PKM activities to partners showed a significant increase in knowledge and information about the benefits of rice husk waste, and there was also an improvement in the skills of partners in processing rice husk waste into aesthetic wall hangings using natural dyes obtained from herbal ingredients such as turmeric, pandan leaves, dragon fruit skin, and coffee. Increased knowledge and skills in making aesthetic wall hangings reached 100%. Keywords Wall hangings, natural dyes, rice husks Abstrak Permasalahan akan limbah sekam padi menjadi krusial di Desa Sanrego khususnya pada Kelompok tani Pada Elo’ mitra. Hadirnya kegiatan Program Kemitraan Masyarakat PKM memfokuskan pada pengolahan limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika. Metode pelaksanaan dalam kegioatan PKM diawali dengan penyuluhan kemudian dilaksanakan pelatihan dan pendampingan. Hasil pelaksanaan kegiatan PKM kepada mitra menunjukkan peningkatan yang signifikan akan pengetahuan dan informasi mengenai kebermanfaatan dari limbah sekam padi serta terjadi pula peningkatan pada keterampilan mitra dalam mengolah limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika dengan menggunakan pewarna alami yang diperoleh dari bahan-bahan herbal seperti kunyit, daun pandan, kulit buah naga, dan kopi. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat hiasan dinding estetika mencapai 100%. Kata Kunci Hiasan dinding, pewarna alami, sekam padi PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dengan penyerapan tenaga kerja terbesar yaitu pada sektor pertanian dengan jumlah luas lahan sawah sebesar hektar Rahman & Octaviani, 2021. Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2020, Indonesia memiliki luas daratan sebesar 191,09 juta hektar dengan sekitar 95,81 juta hektar lahan yang potensial untuk pertanian. Berbagai macam komoditas pertanian dibudidayakan di Indonesia, salah satunya adalah padi yang merupakan komoditas pertanian dengan jumlah produksi terbesar. Hampir seluruh provinsi di Indonesia menanam komoditas padi Kumendong, Sondakh & Tarore, 2021. Secara geografis, produksi padi terbesar di Indonesia terletak pada pulau Jawa yaitu sebesar 53% sebagai sentra produksi padi, kemudian diikuti oleh pulau Sumatera sebesar 23%. Sementara Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 250 itu, 11% berada pulau Sulawesi, 7% Kalimantan, 5% Nusa Tenggara dan Indonesia Timur bagian Maluku dan Papua Susilowati, 2017; Said & Yuwono, 2015. Salah satu penghasil padi tertinggi di pulau Sulawesi adalah provinsi Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai lumbung padi. Hampir seluruh kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan memproduksi padi, salah satunya adalah Kabupaten Bone. Desa Sanrego merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone dengan produksi padi tertinggi. Desa Sanrego memiliki warga masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari pertanian yakni menjadi seorang petani. Luas sawah yang ada di Desa Sanrego adalah 743 hektar, dimana yang teririgasi sebesar 633 hektar dan non irigasi 110 hektar. Luas panen dari tanaman padi khusus Kecamatan Kahu adalah hektar yang hampir 50% disumbangkan dari hasil panen padi dari Desa Sanrego BPS Kec. Kahu, 2019. Permintaan terhadap komoditas padi mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia Septiadi & Joka, 2019; Wijayati & Suryana, 2019. Peningkatan permintaan ini dapat dipenuhi dengan cara meningkatkan produksi padi, sehingga produksi beras dapat meningkat. Besarnya produksi padi dan sebagian besar Desa Sanrego memiliki areal persawahan dengan intensitas panen 3 kali dalam setahun mengakibatkan sentra pengolahan beras cukup banyak di daerah ini. Dua tempat penggilingan padi yang masih aktif dalam melakukan pengolahan beras yaitu Usaha Putra Bina Tani dan Penggilingan Padi Farhan Jaya memiliki anggota atau pekerja dari kelompok tani muda yang tergabung dalam Kelompok Tani Pada Elo’ Desa Sanrego dengan pendidikan tertinggi hanya di bangku SMA. Untuk satu kali produksi dalam satu kali panen, tempat penggilingan padi dapat mengolah sebanyak 350 ton padi rata-rata 3 ton per hari selama 3 bulan dan yang menjadi beras sebanyak 250 ton. Hasil samping dari penggilingan padi menjadi beras menghasilkan 50 ton dedak dan 50 ton sekam. Selain itu, penggilingan padi lainnya biasanya maksimum mengolah padi sebanyak 1-2 ton per hari selama 2-3 bulan. Untuk 1 ton disetarakan 750 kg gabah kering digiling menjadi beras sebanyak 570-600 kg beras. Hasil samping juga berupa dedak dan limbah sekam padi 150-180 kg per satu kali produksi. Dedak biasanya dijual untuk pakan sapi, sementara limbah sekam padi hanya menumpuk begitu saja. Limbah sekam padi yang menumpuk menjadi masalah utama dimana para Kelompok Tani yang turut bekerja di tempat tersebut merasa bingung bagaimana mengolah limbah yang tidak termanfaatkan dengan baik dan sangat menganggu lahan areal produksi penampungan untuk limbah sekam padi serta sangat mengurangi estetika. Sewaktu-waktu, sekam padi diambil untuk Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 251 pembakaran pembuatan batubata, akan tetapi belum mampu mengurangi besarnya limbah sekam padi. Akibat tumpukan yang terlalu besar, Kelompok Tani terkadang harus membakarnya, tetapi dampaknya cukup signifikan akan menganggu warga lain sekitar yang berada dekat dengan tempat pembakaran akibat asap pembakaran. Alternatif lainnya adalah dengan membuangnya ke sungai. Tentunya, hal ini akan berdampak pada lingkungan sekitar pada ekosistem sungai. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu program yang mampu meningkatkan pengetahuan Kelompok Tani sekaligus menambah keterampilannya dalam menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai estetika tinggi. Program Kemitraan Masyarakat PKM yang dilaksanakan ini melakukan pemanfaatan limbah sekam padi yang tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat menjadi hiasan dinding estetika dengan melibatkan masyarakat langsung khususnya Poktan Pada Elo’ Desa Sanrego dalam meningkatkan kreatifitas dan taraf ekonominya. Hiasan dinding di lingkungan masyarakat merupakan sesuatu yang tidak asing lagi dan telah banyak dipasarkan. Akan tetapi, hiasan dinding yang banyak dipasaran merupakan hiasan dinding modern dari bahan yang sama dan memiliki harga yang tinggi. Melalui program ini, disamping memanfaatkan limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika, juga mengatasi penumpukan limbah sekam padi dengan mengolahnya menjadi produk yang lebih bernilai estetika tinggi, serta dapat pula menciptakan kesejahteraan mitra dengan meningkatkan kreatifitas dan taraf ekonominya. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat PKM ini dilaksanakan dengan tiga tahapan utama yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Indikator keberhasilan dari pelaksanaan PKM didasarkan pada partisipasi penuh oleh mitra untuk bersedia dan aktif pada setiap pelaksanaan kegiatan melalui pendekatan participatory by doing. Uraian tahapan pelaksanaan PKM dapat dilihat pada gambar 1. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 252 Gambar 1. Metode Pelaksanaan Penyuluhan Penyuluhan merupakan kegiatan sosialisasi mengenai kegiatan PKM yang dilaksanakan agar mitra memahami setiap tahapan yang dilaksanakan Asfar, Arifuddin & Rahman, 2019; Yasser et al., 2020; Asfar et al., 2021. Pada tahapan ini pula dilakukan seminar singkat untuk memberikan informasi dan pengetahuan akan kebermanfaatan limbah sekam padi untuk dijadikan sebagai hiasan dinding estetika sebagai bentuk pemberdayaan mitra dalam mereduksi kuantitas dari limbah sekam padi. Pelatihan Tahapan pelatihan dilaksanakan sebagai bentuk demonstrasi kepada mitra dan anggota mitra mengenai titik fokus pemberdayaan mitra Yasser et al., 2019; Asfar et al., 2021, yaitu olah praktis limbah sekam padi sebagai hiasan dinding estetika. Tahapan pelatihan terdiri atas tiga tahapan yaitu persiapan bahan baku, pembuatan pola, dan pembuatan hiasan dinding. a. Persiapan bahan baku Persiapan bahan baku terdiri atas pemilihan baku berupa sekam padi kering dan herbal sebagai pewarna yaitu daun padan, kulit buah naga, kunyit, dan kopi. Proses pewarnaan dilakukan dengan perendaman pada larutan ekstrak herbal serta pengeringan. b. Pembuatan pola Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 253 Pembuatan pola dengan menyediakan pola yang diperoleh kemudian didesain untuk menentukan komposisi warna pada setiap bagian pola untuk menampilkan keindahan warna. c. Pembuatan hiasan dinding Pelatihan pembuatan hiasan dinding meliputi persiapan proses pengecilan ukuran sekam, perekatan dan pembubuhan serpihan sekam. Pendampingan Pendampingan dilakukan dengan memerhatikan kendala-kendala yang dihadapi mitra Yasser et al., 2020, yaitu kendala dalam membuat hiasan dinding estetika. HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN Pemberdayaan mitra melalui pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat secara positif memengaruhi pengetahuan dan keterampilan mitra dalam memanfaatkan limbah sekam padi melalui olah praktis yang dilakukan oleh Poktan Pada Elo’ Desa Sanrego Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan. Hiasan dinding difokuskan untuk memberikan pengetahuan kepada mitra alternatif lain dalam mengolah limbah sekam padi selain menjadikannya sebagai bioinsektisida cair dan biochar arang sekam. Penyuluhan Penyuluhan yang dilaksanakan memberikan dampak positif melalui antusiasme mitra dalam mengikuti seminar singkat mengenai pemanfaatan limbah sekam padi sebagai hiasan dinding estetika. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 254 Gambar 2. Proses Penyuluhan pada Poktan Pada Elo’ Pelatihan Proses penyiapan bahan baku preparasi dilakukan dengan memilih sekam padi kering melalui penampakan visual sekam padi yang digunakan serta melakukan mixing herbal agar memperoleh hasil pewarnaan yang diinginkan. Proses pewarnaan dilakukan selama 2 hari yang terdiri proses perendaman dan proses pengeringan. Pola gambar dirancang berdasarkan gambar yang diminati oleh anggota mitra kemudian di lakukan perekatan dan finishing hiasan dinding. Gambar 3. Proses Pewarnaan dan Pengeringan Limbah Sekam Padi Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 255 Proses pembuatan pola dilakukan agar mitra memahami cara mendesain pola yang telah ada agar memudahkan dalam mereplikasi jika akan membuat hiasan dinding berikutnya. Gambar 4. Proses Desain Pola Gambar Proses pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan participatory by doing dimana mitra merasakan penuh cara pembuatah hiasan dinding estetika mulai dari persiapan bahan baku hingga hasil produk hiasan dinding yang diperoleh. Gambar 5. Proses Pelatihan Pembuatan Hiasan Dinding Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 256 Pendampingan Proses pendampingan berjalan sesuai dengan target yang diharapkan, yakni tidak ada kendala yang berarti oleh mitra. Proses pendampingan dilaksanakan bersama dengan proses pendampingan, dimana mitra pada akahir kegiatan mampu mengutarakan pendapatnya atau kendala yang ditemuinya ketika membuat hiasan dinding estetika. Proses pendampingan dilakukan pula evaluasi mengenai peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra secara langsung direct evaluation. Gambar 6. Proses Pendampingan dan Evaluasi Mitra Berikut ini merupakan persentase peningkatan mitra dalam pengolahan limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika. Tabel. 1 Persentase Peningkatan Mitra Tidak ada pengetahuan dan informasi mengenai pemanfaatan limbah sekam padi dapat diubah menjadi hiasan dinding. Terjadi penambahan pengetahuan dan infromasi anggota poktan Pada Elo’ dalam mengolah limbah sekam padi hiasan dinding serta Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 257 pewarnaan alami menggunakan bahan-bahan herbal yang ada di lingkungan sekitar. Pembuatan Hiasan Dinding Estetika Tidak ada keterampilan mitra dalam membuat hiasan dinding estetika berbahan sekam padi Terjadi peningkatan mitra dalam mengolah limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika mulai dari pewarnaan hingga menghasilkan produk hiasan dinding estetika. Hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat mampu memberikan pemahaman awal kepada mitra poktan Pada Elo’ dalam memanfaatkan limbah sekam padi sebagai hiasan dinding estetika. Salah satu keunggulan dalam pelaksanaan pembuatan hiasan dinding estetikan ini adalah pemanfataan bahan-bahan herbal sebagai pewarna alami tanpa menggunakan pewarna tekstil. Antusiasme anggota poktan Pada Elo’ cukup besar sebab pelatihan pembuatan hiasan dinding di Desa Sanrego khususnya pada poktan Pada Elo’ adalah hal yang baru. Dimana permasalahan akan penanganan limbah sekam padi menjadi hal yang krusial selama ini. Hadirnya pelatihan ini memberikan cara baru dalam mereduksi limbah sekam padi yang selama ini melimpah ketika masa penggilingan padi dilakukan. Peningkatan keterampilan mitra bersimbiosis dengan peningkatan pengetahuan mitra dimana pada awal penyuluhan tampak anggota poktan Pada Elo’ sebagai mitra antusias dalam mengetahui cara-cara pewarnaan sekam padi yang selama ini tidak pernah dilakukan. Peningkatan secara signifikan terjadi ketika mitra secara penuh mengikuti segala tahapan demi tahapan dalam membuat hiasan dinding estetika melalui sistem by doing. Oleh karena itu, partisipasi penuh mitra menghasilkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika mencapai 100%. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 258 KESIMPULAN DAN SARAN Program Kemitraan Masyarakat PKM memberikan dampak signifikan akan peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam mengolah limbah sekam padi menajdi hiasan dinding estetika. Proses pembuatan hiasan dinding estetika ini memberikan cara baru sebagai kegiatan alternatif dalam mereduksi limbah sekam padi yang semakin menumpuk ketika masa panen tiba. Salah satu dampak psoitif dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini pada poktan Pada Elo’ Desa Sanrego mitra adalah kemampuan mitra dalam memanfaatkan banhan-bahan herbal untuk memberikan warna pada sekam padi agar menghasilkan warna yang alami serta memiliki estetika, sehingga produk yang dihaislkan layak jual atau memiliki nilai komersil. Oleh karena itu, kegiatan ini secara mandiri akan menumbuhkan jiwa entrepreneur mitra sebagai hasil tambahan disamping penjualan tanaman padi beras. DAFTAR PUSTAKA Asfar, A. M. I. A., Arifuddin, W., & Rahman, A. 2019. Pengolahan Kayu Sepang Caesalpinia sappan. L di Desa Biru Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 32, 97-104. Asfar, A. M. I. A., Rifai, A., Ilham, I., Damayanti, D. J., & Asfar, A. M. I. T. 2021. Pengolahan Ikan Teri Kering Menjadi Abon Asin Gammi. DINAMISIA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 51, 176-180. Asfar, A. M. I. A., Yasser, M., Istiyana, A. N., Asfar, A. M. I. T., & Kurnia, A. 2021. Transformasi Produk Sekunder Pengolahan Minyak Parede sebagai Produk Sambel Kerak Minyak. DINAMISIA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 52, 384-391. DOI Kumendong, S., Sondakh, M. L., & Tarore, M. L. 2021. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Minahasa Selatan The Role of the Agricultural Sector in Employment in South Minahasa Regency. Journal of Agribusiness and Rural Development Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Pedesaan, 31, 148-158. Rahman, A., & Octaviani, E. 2021. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Kemiskinan di Indonesia. Seminar Nasional Variansi Venue Artikulasi-Riset, Inovasi, Resonansi-Teori, dan Aplikasi Statistika. pp. 39-48. Said, H. I., & Yuwono, B. D. 2015. Analisis Produksi Padi dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kota Pekalongan. Jurnal Geodesi Undip, 41, 1-8. Septiadi, D., & Joka, U. 2019. Analisis Respon dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Beras Indonesia. AGRIMOR, 43, 42-44. Susilowati, S. H. 2017. Perdagangan Antarpulau Beras di Provinsi Sulawesi Selatan. Analisis Kebijakan Pertanian, 151, 19-41. Wijayati, P. D., & Suryana, A. 2019. Permintaan Pangan Sumber Karbohidrat di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, 171, 13-26. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 259 Yaser, M., Asfar, Asfar, Rianti, M., & Budianto, E. 2020. Pengembangan Produk Olahan Gula Merah Tebu dengan Pemanfaatan Ekstrak Herbal di Desa Latellang Kabupaten Bone. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 41, 42-51. Yaser, M., Asfar, Asfar, Rianti, M., & Budianto, E. 2019. Diferensiasi Produk Gula Merah Tebu Menjadi Gula Cair dan Gula Recengan Kombinasi. Journal of Dedicators Community, Edisi Khusus Hasil Sembadha 2019, 1-10. DOI Rasmiati RasmiatiMuhammad Jafar TAUFAN AsfarAndi RiskaDesa Pitumpidange merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Pitumpidange terkenal sebagai sentra pemasok telur di Kabupaten Bone, termasuk penyedia telur untuk pedagang gorengan dan kue di kecamatan Libureng, Patimpeng, dan Kahu. Produk olahan dari pedagang dan penjual kue menghasilkan cangkang telur yang cukup banyak. Selain kulit telur dari konsumsi rumah tangga. Dari hasil observasi didapatkan data bahwa hampir setiap rumah di Desa Pitumpidange menjadikan telur sebagai makanan untuk konsumsi hewan setiap harinya. Oleh karena itu, dengan adanya PKM-PM ini diharapkan masyarakat dapat bersinergi mengolah limbah cangkang telur dari kombinasi daun sirih menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis yaitu sebagai pasta gigi. Selama ini mitra belum mengetahui bahwa limbah cangkang telur dan daun sirih dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis dan mengandung nutrisi yang berguna dalam memperbaiki kerusakan yang terjadi pada gigi. Oleh karena itu, mitra sangat antusias menjadi mitra dalam program PKM-PM ini karena memiliki ekspektasi komersial melalui inovasi produk menjadi produk pasta gigi sehat dari limbah cangkang telur dan daun problem of quantity of peanut shell waste is still the main problem that has an impact on the pile of peanut shell waste in large quantities. As a peanut cultivation center, this is a critical issue in Bulu Ulaweng Village. The community reduces piles of peanut waste by burning or disposing it in the river. This method will undoubtedly cause air and water pollution, impacting environmental ecosystems, especially rivers. So, this community service is planned with the PKK Women's Group in Bulu Ulaweng Village, Patimpeng District, Bone Regency, South Sulawesi Province. The goal is to deal with the problem of waste peanut shells and improve the knowledge and skills of the partners. The method of implementing the activity includes counseling using Tudang Sipulung. The training is carried out offline product manufacturing, packaging, and labeling and provides solutions to the problems encountered. The community service activities' results show that partners can process peanut shell waste into organic fertilizer. The resulting product can be a superior product for Bulu Ulaweng Village. It can be an example for neighboring villages and other areas with the same problem of reducing peanut shell waste. Bulu Ulaweng Village cannot only overcome the accumulation of peanut shell waste problem but other villages too. Therefore, this activity aligns with the government's program to create healthy and prosperous villages as a form of sustainable development goals proclaimed by the government through foam is an alternative packaging to replace Styrofoam made from natural raw materials such as starch, with the addition of fiber to strengthen its structure. Bio foam is a product that is not only biodegradable but also renewable. The raw material for packaging bio-foam in this service activity is peanut shell waste, a combination of rice husk waste. Peanut shell and rice husk waste are used as ingredients in manufacturing bio-foam because these materials contain high carbon elements, producing K-dots compounds that can benefit human life if processed. This service activity was carried out in Pationgi Village, Patimpeng District, Bone Regency, with three main stages counseling, training, and mentoring. This community service activity aims to provide knowledge and skills to Karang Taruna Group partners in processing peanut shell waste and rice husks into environmentally friendly alternative packaging bio-foam as a substitute for Styrofoam. As a result of this community service, the Pationgi Village Youth Group partners now have more knowledge and skills about how to process nutshell and rice husk waste to make bio-foam packaging that is better for the environment and can be used instead of oil processing or what is known by the Bugis people in South Sulawesi, namely Parede Oil, leaves a secondary product in the form of oil crust. This oil crust is not fully utilized, especially as a product that can increase its selling value. Therefore, this community service in the form of a community partnership program conducts training in processing oil crust into oil crust sauce. Until now, this product has survived with a shelf life of more than 4 months without the addition of any preservatives. This product is packaged in a chili pot with a net weight of 60 grams. This program has succeeded in improving the skills of partners, namely the PKK Latellang Village, Patimpeng District, Bone Regency, South Sulawesi Province, in utilizing oil crust to become oil-based chili sauce which has high economic Development of Cane Brown Sugar Using Herbal Extract in The Latellang Village District of BoneAbstract. The production of cane brown sugar is decreasing due to the low price of brown sugar form cane in the market. The low selling price of cane sugar is due to the quality and distinctive aroma of cane sugar which is less attractive to consumers. The community partnership program aims to provide solutions to partners while educating partners and citizens, especially for partner, on the benefits of cane brown sugar consumption compared to other as a form of food security as a form of persuasive methods to partners and citizens before the training takes place. This program is carried out in the form of counseling, training and mentoring. The training carried out was the manufacture of liquid sugar and instant sugar as a form of differentiation from cane brown sugar which can be of high economic value compared to selling original. The results of this program show that partners have been able to make and produce liquid sugar and instant sugar. Liquid sugar products are packaged in 250 ml bottles, while instant sugars called recengan sugar packed in wrapping plastic weighing 25 g, then packaged again in the form of a pouch containing 6 instant sugars. The results of the assistance show that partners have been able to make and produce liquid sugar and instant sugar and begin to expand into granulated sugar products. This differentiation product can certainly improve the price profitable. Partner problems for the typical aroma of sugar cane can also be overcome by adding herbal extracts in the form of ginger extract and pandan leaf extract, so that the distinctive aroma of sugar cane can be sugar cane liquid sugar, disposable sugar, recengan sugar, sugar variations of sugar cane herbal Produksi gula merah tebu semakin merosot diakibatkan rendahnya harga gula merah tebu dipasaran. Rendahnya harga jual gula merah tebu disebabkan oleh kualitas dan aroma khas tebu yang kurang diminati oleh konsumen. Program kemitraan masyarakat ini dilaksanakan bertujuan untuk memberi solusi kepada mitra sekaligus mengedukasi mitra dan warga khususnya kelompok usaha gula merah tebu akan manfaat konsumsi gula merah tebu dibandingkan gula merah lainnya sebagai bentuk dari keamanan pangan melalui penyuluhan sebagai bentuk metode persuasif kepada mitra dan warga sebelum pelatihan dilaksanakan. Program ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan. Pelatihan yang dilakukan adalah pembuatan gula cair dan gula sekali pakai sebagai bentuk diferensiasi dari gula merah tebu yang dapat bernilai ekonomis tinggi dibandingkan hanya menjual gula merah batok. Hasil dari program ini nampak bahwa mitra telah mampu membuat dan produksi gula cair dan gula sekali pakai. Produk gula cair dikemas dalam bentuk botol 250 ml, sedangkan gula sekali pakai dengan nama produk komersilnya adalah gula recengan dikemas dalam plastik wraping dengan berat 25 g, kemudian dikemas lagi dalam bentuk pouch yang berisi 6 buah gula sekali pakai. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa mitra telah mampu membuat dan produksi gula cair dan gula sekali pakai serta mulai merambah ke produk gula semut. Produk diferensiasi ini tentu dapat memperbaiki harga gula merah tebu. Permasalahan mitra akan aroma khas tebu dapat pula teratasi dengan penambahan ekstrak herbal berupa ekstrak jahe dan ekstrak daun pandan, sehingga aroma khas tebu dapat Kunci gula cair tebu, gula sekali pakai, gula recengan, gula variasi tebu ekstrak Dian WijayatiNFN HariantoAchmad Suryanap>Rice is the main staple food for Indonesian population. At the same time, per capita consumption of wheat products has increased annually. One of main government policies related to food consumption is to accelerate food and nutrition diversification based on local food sources. Objective of this study was to understand demand for various carbohydrate food sources at household level by introducing socio-economic variables such as household size, wife working status, and characteristics of household head. This research used Susenas 2017 data at national level. Demand for food was estimated by the AIDS model. Rice was still as the most favorable carbohydrate source for Indonesian people. Bread and processed food were categorized as luxurious; while rice, wheat flour, cereals, and roots were as normal goods. Own-price demand elasticity for rice, wheat flour, cereals, and roots were elastic, meanwhile for bread and prepared foods were inelastic. Reducing per capita rice consumption, among others, should be conducted by increasing knowledge and awareness of household members of the importance of food consumption diversification. The government should be aware of the continuing increase in wheat flour imports in line with national economic growth due to high income elasticity for bread and processed food. Abstrak Pangan sumber karbohidrat yang merupakan pemasok utama energi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari penduduk Indonesia masih didominasi oleh beras. Bersamaan dengan itu, konsumsi pangan/kapita berasal dari gandum meningkat setiap tahunnya. Di fihak lain, Indonesia memiliki beragam pangan lokal sumber karbohidrat. Salah satu kebijakan utama pemerintah terkait konsumsi pangan adalah mempercepat diversifikasi pangan dan gizi berbasis pangan lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permintaan pangan berbagai komoditas sumber karbohidrat di tingkat rumah tangga dengan memasukkan variabel sosial ekonomi yaitu jumlah anggota rumah tangga, status istri bekerja, dan karakterestik kepala keluarga. Penelitian ini menggunakan data Susenas tahun 2017 untuk tingkat nasional dari BPS. Permintaan pangan dianalisis dengan menggunakan model AIDS. Hasil analisis mengkonfirmasi bahwa beras masih menjadi komoditas sumber karbohidrat yang paling diminati masyarakat. Roti dan makanan jadi merupakan golongan pangan mewah sedangkan beras, terigu, padi-padian, serta umbi merupakan barang normal. Elastisitas harga sendiri untuk permintaan komoditas beras, terigu, padi-padian, dan umbi bersifat inelastis sedangkan roti dan makanan jadi tergolong elastis. Dari hasil penelitian ini disarankan upaya pengurangan konsumsi beras/kapita diantaranya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran anggota rumah tangga mengenai manfaat diversifikasi pangan dan gizi untuk memelihara hidup sehat dan produktif. Pemerintah perlu mewaspadai berlanjutnya peningkatan impor terigu sejalan dengan pertembuhan ekonomi nasional karena roti dan makanan jadi memiliki elastisitas pendapatan yang baik dalam analisis jangka pendek maupun jangka panjang. Variabel harga beras eceran, pendapatan perkapita dan produksi beras memiliki nilai elastisitas yang bersifat inelastis EAs the main staple food, rice is a strategic commodity. Rice production is seasonal and varies among regions. On the other hand, demand for rice is relatively continuous over time throughout the country. Given the characteristics of Indonesia as an archipelagic country dominated by marine areas, inter-island rice trade is a way of bridging the distribution of rice production supply from surplus areas to those deficit one. The study aims to analyze the inter-island rice trade in South Sulawesi including dynamics of inter-island rice trade in the last two decades, distribution of rice trade, and profit margin of each trade actor. Secondary data were collected from various related agencies in Jakarta and South Sulawesi. Primary data were obtained through a survey with farmers and traders as respondents and through group discussions with key informants in 3 regencies/municipality in South Sulawesi Province. Analysis results show that dynamics of inter-island rice traded from South Sulawesi relatively unstable with an increasing trend. Peak shipments occurred in October and the largest share of rice shipments came from Pare-Pare Municipality Jakarta is the main destination for rice delivery with the largest number of shipments 33%, followed by Belawan and Ambon. Considering the characteristics of rice production, consumption and market integration, and importance of rice as an economic and political commodity, inter-rice trade policy can be used as an instrument for stabilizing rice prices. It is necessary to manage spatial and continuous network of marketing activities at national level, procurement, distribution and storage, according to the rice market size in each region. Abstrak Sebagai bahan pangan pokok utama, beras merupakan komoditas strategis. Produksi beras dipengaruhi oleh musim dan terdapat kesenjangan antarwilayah, sebaliknya permintaan beras menyebar sepanjang waktu di seluruh wilayah Indonesia. Dengan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan yang didominasi oleh wilayah perairan, perdagangan antarpulau beras merupakan cara yang ditempuh dalam menjembatani distribusi pasokan produksi beras dari wilayah surplus dengan permintaan dari wilayah defisit. Tujuan kajian adalah untuk menganalisis keragaan perdagangan antarpulau beras di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi dinamika perdagangan antarpulau beras dalam dua dekade terakhir, distribusi perdagangan beras serta marjin yang diperoleh masing-masing pelaku perdagangan beras di Sulawesi Selatan. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi terkait di Jakarta dan Sulawesi Selatan. Data primer diperoleh melalui pendekatan survei kepada petani dan pedagang dan melalui diskusi kelompok dengan informan kunci di tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil analisis menunjukkan dinamika volume beras yang diantarpulaukan dari Provinsi Sulawesi Selatan relatif berfluktiatif namun menunjukkan kecenderungan meningkat. Puncak pengiriman beras antarpulau terjadi pada bulan Oktober dan pangsa pengiriman beras terbesar berasal dari Kabupaten Pare-Pare 60,5%. Jakarta merupakan kota tujuan pengiriman beras utama dengan jumlah pengiriman terbesar, diikuti Belawan dan Ambon. Dengan pertimbangan karakteristik produksi, konsumsi beras, dan pasar beras yang terintegrasi, serta pentingnya beras sebagai komoditas ekonomi dan politik, maka kebijakan perdagangan antarpulau beras dapat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk stabilisasi harga beras. Untuk itu diperlukan kebijakan Pemerintah yang mengelola jaringan kegiatan pemasaran antartempat dan antarwaktu pengadaan, penyaluran dan penyimpanan secara nasional yang disesuaikan dengan besar kecilnya pasar beras di masing-masing wilayah/daerah.
CARAMENANAM PADI UMUR PENDEK HASIL MELIMPAH TERBUKTI MENCAPAI 12 TON/HAini adalah cara menanam padi umur genjah, disini saya tidak bermaksud untuk keminter
Tanaman padi merupakan asal muasal dari beras. Beras merupakan kebutuhan utama masyarakat Indonesia untuk mencukupi kebutuhan karbohidrat. Begitu bergantungnya masyarakat akan kebutuhan beras atau nasi, menyebabkan beras atau nasi menjadi kebutuhan utama dan wajib untuk dipenuhi. Kecukupan dan keberhasilan budidaya tanaman padi menjadi penentu untuk mencukupi kebutuhan. Tanpa tanaman padi maka manusia tidak dapat mengkonsumsi nasi lagi. Sehingga, budidaya tanaman padi harus terus dikembangkan oleh petani padi Indonesia. Inilah Cara menanam padi yang baik dan menguntungkan, Selain nilai kebutuhannya, tanaman padi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Seperti sudah diketahui oleh masyarakat, nilai jual beras sangatlah tinggi dan pasti laku tidak mungkin tidak laku. Oleh karena itu, diharapkan semakin bertambah para petani yang mengembangkan budidaya tanaman padi ini. Cara Menanam Padi Untuk mendapatkan tanaman padi yang berkualitas, tentu diperlukan cara tanam padi dan proses penanaman yang baik dan benar, persiapan apa yang perlu di perhatikan dalam membudidayakan tanaman padi. Berikut ini beberapa langkah dalam cara menanam padi yang harus di perhatikan agar cara budidaya padi sampai panen berikut ini Persiapan media tanam Media tanam untuk menanam padi haruslah disiapkan minimal dua minggu sebelum penanaman. Persiapan dilakukan dengan mengolah tanah sebagai media tanam. Tanah harus dipastikan bebas dari gulma dan rumput liar. Jangan sampai pertumbuhan tanaman padi terganggu karena harus berbagi nutrisi dan air dengan rumput-rumput liar. Jika sudah bebas dari tanaman liar, basahi tanah dengan air lalu lakukan pembajakan. Pembajakan dilakukan untuk mempersiapkan tanah dalam keadaan lunak dan gembur serta cocok untuk penanaman. Di zaman modern ini pembajakan tidak lagi dilakukan dengan mencangkul tetapi dengan menggunakan sapi ataupun traktor. Setelah melalui pembajakan, kembali genangi media tanam dengan air. Air diberikan dalam jumlah banyak untuk menutupi seluruh lahan dengan ketinggian hingga 10 cm. Biarkan air pada media tanam terus menggenang. Air yang menggenang selama dua minggu akan menyebabkan media tanam menjadi berlumbur dan racun pun dapat hilang karena ternetralisir. Pemilihan bibit Bibit pada tanaman padi harus melalui pengujian terlebih dahulu untuk menentukan kualitasnya. Pengujian dilakukan dengan merendam sekitar 100 butir benih padi dalam air. Setelah dua jam periksalah benih tersebut. Cara menanam benih padi yaitu dengan Pemeriksaan benih dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan pada benih. Jika terdapat lebih dari 90 butir benih atau lebih dari 90% benih mengeluarkan kecambah, maka artinya benih tersebut berkualitas unggul dan bermutu tinggi. Tentu benih yang berkualitas unggul dan bermutu tinggi inilah yang layak untuk dibudidayakan. Sedangkan jika benih tidak menunjukkan tanda seperti yang disebutkan diatas, artinya benih tersebut tidak disarankan untuk dibudidayakan. Setelah menentukan benih yang akan dijadikan bibit, maka dapat dilakukan persemaian segera. Persemaian Persemaian dilakukan setelah menentukan bibit yang unggul. Bibit unggul tersebut kemudian akan disemai di wadah persemaian. Wadah persemaian terlebih dahulu harus disiapkan. Kebutuhan wadah semai diberikan dalam perbandingan sebesar 1 20. Misalkan akan menggunakan lahan sawah sebesar 1 hektar maka wadah persemaiannya sekitar 500 m2. Lahan pada wadah persemaian haruslah juga berair dan berlumpur. Berikan pupuk urea dan pupuk TSP pada lahan persemaian dengan dosis masing-masing 10 gr per 1 m2. Jika lahan persemaian sudah siap, sebarkan benih yang telah berkecambah dengan merata. Penanaman Proses penanaman dilakukan setelah benih pada proses persemaian telah tumbuh daun sempurna sebanyak tiga hingga empat helai. Jangka waktu dari persemaian ke bibit siap tanam umumnya sekitar 12 hingga 14 hari saja. Jika sudah siap tanam, pindahkan bibit dari lahan semai ke lahan tanam. Pemidahan dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak tanaman. Penanaman dilakukan pada lubang-lubang tanam yang telah disiapkan. Khusus untuk tanaman padi dalam satu lubang dapat ditanam dua bibit sekaligus. Penanaman dilakukan dengan memasukkan bagian akar membentuk huruf L agar akar dapat tumbuh dengan sempurna. Kedalaman bibit ditanam pun ditentukan berkisar pada rentang 1 cm hingga 15 cm. Masa penanaman padi lebih baik dilakukan dua kali dalam setahun berdasarkan masa penanamannya yang ideal. Perawatan lahan Perawatan dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan, pengairan, dan pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman pengganggu. Penyiangan harus dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Bisa dilakukan dua minggu sekali atau tiga minggu sekali. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan. Seperti pada tanaman lainnya, pastikan tidak ada kekurangan atau kelebihan air. Selanjutnya untuk pemupukan, dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia satu minggu. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 100 kg per hektar dan pupuk TPS dengan dosis 50 kg per hektar. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah 25 hari hingga 30 hari setelah penanaman. Diberikan kembali pupuk urea dengan dosis 50 kg per hektar dan pupuk Phonska dengan dosis 100 kg per hektar. Pencegahan hama dan penyakit Hama dan penyakit dapat dicegah dengan memberikan pestisida. Pemanenan Panen dilakukan dengan tanda-tanda padi yang sudah menguning dan merunduk. Gunakan sabit gerigi untuk memanen dan letakkan hasil panen pada tikar dengan merontokkan beras dari dalam bulir-bulir padi yang ada. Demikianlah cara menanam padi yang benar secara berurutan. Jika dilakukan penanaman padi yang baik dan benar, maka hasilnya pun akan memuaskan dan menguntungkan. Untuk itu lakukanlah penanaman padi dengan tepat. Sumber Bawuran Bantul desa
Saatsedang menanam wajib bagi para pemula untuk mengantur jarak antara satu bibit dengan bibit lain, menurut studi riset pertanian indonesi pembagian jarak menjadi faktor penentu tumbuh kembangnya bibit padi tersebut. Untuk wilayah lahan tanam yang kurang subur sebaiknya berjarak tanam 25 cm tiap bibit, sedangkan untuk tanah yang subur
JAKARTA, - Padi merupakan tanaman pangan utama masyarakat Indonesia. Maka dari itu, produktivitas komoditas ini terus diupayakan terus meningkat agar bisa memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Pengembangan teknik budidaya tanaman padi terus dilakukan. Salah satunya pengembangan menanam padi di lahan yang minim air. Teknik budidaya tersebut dikenal dengan nama sistem gogo rancah. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu 3/6/2023, budidaya padi gogo rancah adalah cara bertanam padi di lahan sawah tadah hujan yang mengandalkan air hujan dan lahan irigasi yang memperoleh pengairan juga Cara Menanam Padi Gogo di Lahan Kering Berbeda dengan padi sawah pada umumnya yang memerlukan air sejak masa pengolahan tanah dan tanam, padi gogo rancah tidak memerlukan air banyak saat masa pengolahan tanah dan penanaman. Pixabay/mufidpwt tanaman padiAkan tetapi, padi gogo rancah memerlukan air saat memasuki fase pemupukan dan perawatan tanaman. Sistem budidaya ini memiliki beberapa keunggulan seperti hemat air, tenaga kerja menjadi lebih efisien, dan hemat waktu. Tak hanya itu, penerapan budidaya padi gogo rancah juga bisa mempercepat massa tanah, sehingga dapat meningkatkan indeks pertanaman IP padi dari 1 kali/tahun menjadi 2 kali/tahun. Adapun cara menanam padi menggunakan sistem gogo rancah, seperti berikut. Pemilihan varietas Pergiliran varietas sebaiknya dilakukan setiap 2 hingga 3 musim tanam, bertujuan untuk memperpanjang ketahanan varietas atas serangan hama maupun penyakit. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam memilih varietas yaitu Baca juga Mengenal Budidaya Padi Salibu untuk Mempercepat Swasembada Pangan Umur varietas sebaiknya sekitar 120 hari Tidak mengganggu pola tanam Tahan terhadap serangan hama dan penyakit Potensi hasilnya tinggi Permintaan pasarnya tinggi Pemilihan varietas juga perlu disesuaikan dengan wilayah endemik. Apabila wilayah budidaya bukan endemik hama maupun penyakit, maka penanaman bisa menggunakan varietas yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
2 Pembibitan dan Penanaman. Cara kedua yang perlu Anda pahami yaitu persiapan pembibitan dan penanaman benih. Umumnya, benih tanaman pangan akan ditanam secara langsung tanpa melewati proses penyemaian terlebih dahulu. Tapi hal tersebut tidak berlaku untuk padi ya. Pada tahap ini, sebaiknya benih yang Anda pilih memiliki kualitas unggul.
Tanaman padi merupakan asal muasal dari beras. Beras merupakan kebutuhan utama masyarakat Indonesia untuk mencukupi kebutuhan karbohidrat. Begitu bergantungnya masyarakat akan kebutuhan beras atau nasi, menyebabkan beras atau nasi menjadi kebutuhan utama dan wajib untuk dipenuhi. Kecukupan dan keberhasilan budidaya tanaman padi menjadi penentu untuk mencukupi kebutuhan. Tanpa tanaman padi maka manusia tidak dapat mengkonsumsi nasi lagi. Sehingga, budidaya tanaman padi harus terus dikembangkan oleh petani padi Indonesia. Inilah Cara menanam padi yang baik dan menguntungkan, Selain nilai kebutuhannya, tanaman padi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Seperti sudah diketahui oleh masyarakat, nilai jual beras sangatlah tinggi dan pasti laku tidak mungkin tidak laku. Oleh karena itu, diharapkan semakin bertambah para petani yang mengembangkan budidaya tanaman padi ini. Cara Menanam Padi Untuk mendapatkan tanaman padi yang berkualitas, tentu diperlukan cara tanam padi dan proses penanaman yang baik dan benar, persiapan apa yang perlu di perhatikan dalam membudidayakan tanaman padi. Berikut ini beberapa langkah dalam cara menanam padi yang harus di perhatikan agar cara budidaya padi sampai panen berikut ini Persiapan Media Tanam Media tanam untuk menanam padi haruslah disiapkan minimal dua minggu sebelum penanaman. Persiapan dilakukan dengan mengolah tanah sebagai media tanam. Tanah harus dipastikan bebas dari gulma dan rumput liar. Jangan sampai pertumbuhan tanaman padi terganggu karena harus berbagi nutrisi dan air dengan rumput-rumput liar. Jika sudah bebas dari tanaman liar, basahi tanah dengan air lalu lakukan pembajakan. Pembajakan dilakukan untuk mempersiapkan tanah dalam keadaan lunak dan gembur serta cocok untuk penanaman. Di zaman modern ini pembajakan tidak lagi dilakukan dengan mencangkul tetapi dengan menggunakan sapi ataupun traktor. Setelah melalui pembajakan, kembali genangi media tanam dengan air. Air diberikan dalam jumlah banyak untuk menutupi seluruh lahan dengan ketinggian hingga 10 cm. Biarkan air pada media tanam terus menggenang. Air yang menggenang selama dua minggu akan menyebabkan media tanam menjadi berlumbur dan racun pun dapat hilang karena ternetralisir. Pemilihan bibit Bibit pada tanaman padi harus melalui pengujian terlebih dahulu untuk menentukan kualitasnya. Pengujian dilakukan dengan merendam sekitar 100 butir benih padi dalam air. Setelah dua jam periksalah benih tersebut. Cara menanam benih padi yaitu dengan Pemeriksaan benih dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan pada benih. Jika terdapat lebih dari 90 butir benih atau lebih dari 90% benih mengeluarkan kecambah, maka artinya benih tersebut berkualitas unggul dan bermutu tinggi. Tentu benih yang berkualitas unggul dan bermutu tinggi inilah yang layak untuk dibudidayakan. Sedangkan jika benih tidak menunjukkan tanda seperti yang disebutkan diatas, artinya benih tersebut tidak disarankan untuk dibudidayakan. Setelah menentukan benih yang akan dijadikan bibit, maka dapat dilakukan persemaian segera. Silahkan klik disini untuk melihat produk kami. Persemaian Persemaian dilakukan setelah menentukan bibit yang unggul. Bibit unggul tersebut kemudian akan disemai di wadah persemaian. Wadah persemaian terlebih dahulu harus disiapkan. Kebutuhan wadah semai diberikan dalam perbandingan sebesar 1 20. Misalkan akan menggunakan lahan sawah sebesar 1 hektar maka wadah persemaiannya sekitar 500 m2. Lahan pada wadah persemaian haruslah juga berair dan berlumpur. Berikan pupuk urea dan pupuk TSP pada lahan persemaian dengan dosis masing-masing 10 gr per 1 m2. Jika lahan persemaian sudah siap, sebarkan benih yang telah berkecambah dengan merata. Penanaman Proses penanaman dilakukan setelah benih pada proses persemaian telah tumbuh daun sempurna sebanyak tiga hingga empat helai. Jangka waktu dari persemaian ke bibit siap tanam umumnya sekitar 12 hingga 14 hari saja. Jika sudah siap tanam, pindahkan bibit dari lahan semai ke lahan tanam. Pemidahan dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak tanaman. Penanaman dilakukan pada lubang-lubang tanam yang telah disiapkan. Khusus untuk tanaman padi dalam satu lubang dapat ditanam dua bibit sekaligus. Penanaman dilakukan dengan memasukkan bagian akar membentuk huruf L agar akar dapat tumbuh dengan sempurna. Kedalaman bibit ditanam pun ditentukan berkisar pada rentang 1 cm hingga 15 cm. Masa penanaman padi lebih baik dilakukan dua kali dalam setahun berdasarkan masa penanamannya yang ideal. Perawatan lahan Perawatan dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan, pengairan, dan pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman pengganggu. Penyiangan harus dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Bisa dilakukan dua minggu sekali atau tiga minggu sekali. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan. Seperti pada tanaman lainnya, pastikan tidak ada kekurangan atau kelebihan air. Selanjutnya untuk pemupukan, dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia satu minggu. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 100 kg per hektar dan pupuk TPS dengan dosis 50 kg per hektar. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah 25 hari hingga 30 hari setelah penanaman. Diberikan kembali pupuk urea dengan dosis 50 kg per hektar dan pupuk Phonska dengan dosis 100 kg per hektar. Proses pemupukan tanaman padi Pencegahan hama dan penyakit Hama dan penyakit dapat dicegah dengan memberikan pestisida. Pemanenan Panen dilakukan dengan tanda-tanda padi yang sudah menguning dan merunduk. Gunakan sabit gerigi untuk memanen dan letakkan hasil panen pada tikar dengan merontokkan beras dari dalam bulir-bulir padi yang ada. Demikianlah cara menanam padi yang benar secara berurutan. Jika dilakukan penanaman padi yang baik dan benar, maka hasilnya pun akan memuaskan dan menguntungkan. Untuk itu lakukanlah penanaman padi dengan tepat. Kami menyediakan berbagai macam jenis tanaman padi silahkan klik disini. Masuk
. 168 3 252 272 252 394 56 397
cara menanam padi untuk hiasan